Menghargai Sejarah

       Berbicara tentang sejarah itu unik. Tadi malam, aku berkumpul bersama teman-teman. Karena paginya kami ujian mapel sejarah. Namun, sejarah yang kami bahas ini bukanlah tentang zaman paleolitikum, neolitikum, pun megalitikum. Bukan juga masa penjajahan, proklamasi, pun resolusi jihad. Yang kami bahas malah tentang perkembangan game. Siapa yang tidak mengenal game? Aku sendiri, waktu usiaku baru 3 tahun, aku sudah mengenal yang namanya "gamebot". Lalu ketika kelas 2 SD, aku sudah disuguhi "nintendo". Siapa yang tidak mengenal Super Mario? Dulu, aku selalu bertengkar dengan Mbakku hanya karena rebutan main Super Mario. Menginjak kelas 4, aku mulai mengenal "GTA San Andreas". Iya, benar, gamenya ada di PS 2.
    Menurutmu, sejarah itu hanya membahas tentang masa Dinosaurus? Atau masa Perang? Tidak. Mari kita persempit makna dari sejarah. Kau telah lulus dari SD, itu sejarah. Kau putus dengan pacarmu kemarin, itu sejarah. Dan juga, aku menulis sekarang ini, lho, akan menjadi sejarah besok. Kau tahu kenapa membahas sejarah itu unik? Karena di dalamnya terdapat banyak makna yang penuh dengan misteri. Sejarah memberi kita ilmu. Bagaimana tidak? Kau bisa membaca tulisanku ini kan karena dulunya pernah diajari membaca oleh gurumu TK/SD. Ada yang bilang "Pengalaman adalah guru yang terbaik". Dan pengalaman berasal dari sejarah. Tanpa sejarah, tak ada pengalaman.
       Kau pernah sakit hati karena cinta? Dan kau menghapus serta membuang segala kenangan tentangnya? Kalau aku menjadi dirimu, aku akan menyimpannya di dalam gudang untuk sementara. Kenapa? Ini hanyalah soal waktu. Aku yakin kau tidak akan bisa melupakannya. Tidak perlu lari untuk mencari pelampiasan. Seperti aku, misalnya, jika kenangan bersamanya muncul secara tiba-tiba, aku yakin datangnya tidak secara tiba-tiba, melainkan aku merindukannya. Jujur saja, aku merasa tidak nyaman. Sebagai pelarian, aku mencoba untuk bermain game, misalnya. Agar otak dan hati menjadi refresh. Namun, tetap tak bisa dipungkiri bahwa; semakin kita bersikeras melupakannya, semakin melekat kenangan bersamanya. Baiklah, aku tinggalkan joystickku lalu membaringkan tubuh seraya memejamkan mata. Aku harus pergi menelusuri kenangan. Sejarah hadir menawarkan obat kepadaku, lalu aku menerimanya. Ternyata obat tersebut adalah "ikhlas". Iya, sungguh, aku telah mencobanya. Efeknya? Jika kau mau mencobanya, kau pasti akan dapat menelusuri kenangan lebih jauh dan lebih dalam tanpa adanya bekas luka. Percayalah! Kau hanya perlu mengikhlaskannya. Dan semua akan baik-baik saja.
      Setelah lukamu benar-benar pulih, maka cobalah kau ambil kembali bekas kenangan-kenangan tentangnya. Aku yakin, kau pasti bakal senyam-senyum sendiri demi mengenangnya kembali.
   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya

Tenang

Mencandu