• Apa Adanya
  •  Kau pasti pernah mendengar(membaca) kalimat ini, "Tidak ada manusia yang sempurna". Pada hakekatnya manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah di dunia ini. Terlepas dari itu, manusia sebenarnya hanyalah makhluk yang diciptakan untuk mengelola bumi. Jika dibandingkan dengan Malaikat, Jin, Bintang, Bulan, Langit, dan makhluk lain yang ada di alam semesta ini, manusia hanyalah sebutir debu yang tak berarti apa-apa. Kita diprogram untuk dapat berpikir. Artinya, kita telah dibekali akal. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di muka bumi ini. Namun, seringkali kita lebih memilih ingin menjadi yang lain daripada manusianya sendiri.
  •      Sebenarnya kehidupan ini sederhana, kitanya saja yang membuatnya menjadi rumit. Ketika aku makan sendiri menggunakan piring, dan mereka makan menggunakan nampan, tak perlu meminta mereka untuk mengerti. Toh yang selesai lebih dulu mesti aku. Karena mereka belum juga makan sebelum anggotanya lengkap. Lama, kan? Kadang menunggu lama. Lebih parah lagi yang ditunggu tidak merasa. Yang ada nanti malah muncul perang di dalam perut. Kasihan banget(perutnya). Malah susah, kan?   Ketika aku memilih berpuasa untuk menghemat, dan mereka lebih suka hura-hura membusungkan perut, tak perlu meminta mereka untuk mengerti. Toh makan apa pun keluarnya akan tetap sama. Masih ada keperluan lain yang harus lebih dulu dicukupi. Seperti peralatan mandi, misalnya, walau tampak sepele, banyak diantara mereka yang mengabaikan. Terlalu berat nilai Rp. 3000 hanya untuk membeli sabun. Jika dibandingkan dengan jajannya yang mungkin Rp. 10. 000 sehari, atau bahkan lebih? Ujung-ujungnya aku mesti yang harus mengestafetkan sabun untuk sekamar (itu pun kadang tidak kembali). Mereka menganggap hal instan ini menjadi lumrah. Tanpa mereka perhatikan; apa bedanya pengemis dengan si kaya? Maaf jika kau tersinggung, bukan maksudku untuk menghinamu. Aku menulis ini hanya untuk memenuhi kebutuhan jiwa. Orang lain suka/tidak itu hanyalah bonus.  Aku menulis apa adanya, tidak perlu menggunakan banyak majas atau variasi imajinatif macam-macam yang nanti malah akan membingungkan pembaca. Nah, dari menulis apa adanya inilah siapapun bisa menikmati karya tanpa adanya pertanyaan.
  •      Begitu pula kita, tak perlu berlebihan menghias diri hanya untuk menarik perhatian. Terkadang yang serba mewah itulah yang hidupnya tidak tenang. Uang memang bisa membuat senang, tapi kalau tenang? Belum tentu. Sederhana sajalah, tak perlu kita berlebihan. Karena yang berlebihan itu tidak selalu baik. Orang memandang bukan karena kecantikan, melainkan akhlaknya. Secantik apa pun dirimu, seelok apa pun tubuhmu; jika tak memiliki adab, ya tetap tampak buruk. Sederhana itu apa adanya; apa adanya, belum tentu primitif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya

Tenang

Mencandu