NIKAH DEWE ( Saksi
Bisu )
Oleh
: Yumin Hoo
Pagi
yang cerah, bertiup angin yang sejuk, sambil memandang hamparan sawah yang
mulaimenguning berkilauan bergoyang-goyang bak ombak yang mengalir tak
berujung.Menambahkan nikmat dan semangat menghafalkan nadzom ‘imrithi.
Baru
saja aku memulai tikroran “Alhamdulillahilladzi
qod wafaqo, lil ‘ilmi khairi khalqihi walittuqa”
Tiba-tiba
sepasang Muda-mudi berboncengan sepeda motor berhenti tepat dibelakangku. Lalu
mereka menepi dan duduk bersama bersandingan tak jauh beberapa meter
disebelahku. Aku mencoba untuk acuh tak acuh kepada mereka. Aku lanjutkan
tikroranku. Keheningan tercipta beberapa saat dan tak lama kemudian salah satu
dari mereka berkata
“Sayang,
kamu beneran mau melakukan ini?” kata perempuan, memecahkan konsentrasiku.
“iya,
Sayang. Aku rasa hanya ini jalan keluarnya!” jawab laki-laki.
Aku
menoleh kearah mereka, kulihat tangan mereka saling mencengkeram dan kepala
siperempuan disandarkan pada pundak kekasihnya.
“Astaghfirullah...” lirihku. Tersadar
bahwa aku telah menguping percakapan mereka. Cepat-cepat kualihkan pandanganku
pada kitab yang kupegang. Aku lanjutkan tikroranku dengan lirih. Terdengar
olehku ada suara dari kejauhan memanggilku
“
Hei, Jeky !, ngapain lo disitu? Ayo kembali… ada pengumuman tuh!”
Aku
pura-pura tak mendengar dan tak peduli. Pun tak menoleh.
“tapi,
Sayang.. itu ide yang buruk. Bagaimana nanti kalau orang tuaku tahu kita
melakukannya? Bisa jadi aku gak dianggapnya anak lagi!” keluh siperempuan.
“aku
yang akan bertanggung jawab!” tegas lelaki.
Sang
lelaki menggeser badannya, menghadap perempuan dan menatapnya dengan penuh
cinta.
“aku
mencintaimu, Sayang.. demi cinta kita, apapun aku lakukan” lanjut lelaki.
Tanpa
kusadari sedari tadi aku memperhatikan mereka dengan sangat antusias. Kitab
ditanganku jadi terlupakan dan sekarang malah fokus kepemandangan yang satu
ini.
“tapi…”
belum selesai siperempuan bicara, lelakinya menyahut
“kalau
begitu kita langsung menikah. Sekarang!”
Kuperhatikan
raut wajah siperempuan tampak memerah kaget dengan kata-kata tersebut.
Jangankan dia, akupun kaget mendengarnya.
“sekarang?”
“ya,
kapan lagi? Sekarang lah!. Dia akan menjadi saksi kita” kata lelaki sambil
menunjukku.
Edan!
Aku gak salah lihat, kan?
“Ok,
kita udah resmi nikah. Ayo kita pesen tiket hotel!” ajak lelaki berdiri sambil
menggandeng siperempuan menuju motor.
Aku
masih melongo ditempat. Edan! Emang ada metode nikah seperti itu? Manut Madzhab siapa mereka?. Aku cubit
pipi sekuat-kuatnya. “aduh”. Ternyata sakit. GAK MIMPI!. Berarti sekarang
mereka lagi…..? Ah…. Edan..edan.
Kututup
kitabku yang dari tadi kupegang tapi tak kubaca. Aku berdiri dan beranjak
kembali keasrama.
…
Komentar
Posting Komentar