Fana (prosa(
“Masihkah ada jiwa yang terbelenggu waktu merana? Masihkah ada akal yang tertipu indahnya pesona? Masihkah ada, hati yang keras tanpa merasa hina? Jikalau engkau sadar, semua hanyalah fatamorgana yang tak kunjung sirna.” Yumin Hoo. Tiada “ Tentang jiwa yang seharusnya tak pernah ada. Jiwa yang hidup namun dianggap mati; jiwa yang berisik namun terdengar sepi.” Pernah kau melihat angin? Banyak persepsi yang menggambarkan tentang angin. Beragam bentuk melintas di dalam angan. Angin dan angan merupakan kolaborasi yang menarik; angin di dalam angan. Hanya itu yang tergambar. Aku ingin menjadi angin; yang faktanya ada namun tak kasat mata; yang tak kasat mata namun bisa dirasa; yang bisa dirasa dan juga dipercaya. Ragu “Batas yang tak kunjung disentuh, menjadi buram dan semakin transparan.” Terkadang fakta tak sejalan dengan pikiran. Ketika dihantam masalah, akal selalu menyangkal; ketika dihidangkan tempe, a