Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Dan

 " Tahukah apa yang membuatmu dewasa? Ketika awan tidak lagi menangis, bumi menertawakan penduduknya,” Yumin Hoo. Sadar “Terjadinya suatu sunyi yang menggemparkan ruangan hati.” Ketika aku bungkam, bukan berarti aku berhenti mencintaimu. Ketika aku berhenti, bukan berarti aku lelah mencintaimu. Ketika aku lelah, bukan berarti aku bosan mencintaimu. Hanya ketika aku hancur, berarti aku menghilang. Hanya ketika aku menghilang, berarti aku tiada. Hanya ketika aku tiada, berarti aku terpendam.  Semudah itu; sesakit itu. Kau datang dan pergi tanpa permisi, merobek jiwa yang lemah. Terkadang, angin tak semerdu kalimatmu; terkadang, hujan tak seberisik jeritanmu. Sayangnya, kau memilih angin dan aku terhanyut hujan. Dalam gelapnya laut sadar, fakta mengasingkan perasaan. Dan “Cerita yang terpenggal itu adalah kita. Dan waktu menguburnya, dan alam memupuknya, dan langit menyiramnya, dan Tuhan memberi nyawa.” Ada yang mengatakan, “cinta hanyalah soal perasaan. Sejarah menunjukka

Temu

  Temu “Memang, takdir ini  lelucon belaka. Sejauh mana pun aku pergi, tetap saja ada engkau di sana. Dan takdir sengaja mengulang – ulang pertemuan yang sama tanpa sekat perantara” Yumin Hoo. Seharusnya, temu hanya berpasangan dengan pisah. Aku cukup netral dengan keadaan yang semestinya memang begitu. Namun, bila sebaliknya; aku bisa hancur sebab ruang kekosongan.  Seharusnya, takdir tidak bermain dengan kata. Bila pisah hanya berpasangan dengan temu, apalah jadi bila aku harus jemu. Sana – sini hanya kau yang mengisi angan semu. Semua serba tentangmu. Ah, tak ada yang lebih murah selain diskon aku yang bisa melupakanmu. Rangkap “Cobalah menghilang dalam gelap yang abadi. Aku lelah dengan peluh yang sepenuhnya menetes karenamu.” Diagram yang benar adalah setara. Tak ada naik ataupun turun dari rasa yang rentan. Bukankah menyenangkan bila yang terjadi adalah rasa manis yang dibalut senyum tipis? Tapi lucunya aku yang senang memilih rasa manis yang dibalut derai tangis.  Puin

Residu

  “ Sesungguhnya, melangkah perlahan menujumu adalah cara terbaik untuk menikmati kasmaran. Bayangkan bila aku berlari mengejarmu. Jika tersandung sebelum sampai, aku malah menikmati luka yang tak kunjung melupa.” Yumin Hoo. Syahdu “Bersama sunyi, aku menerka kemungkinan yang tak mungkin di logika. Membangun istana di dalam angan, memasang lentera di dalam kamar, menghadirkanmu di tengah temaram.” Melakukan segala yang mustahil adalah suatu keharusan bagiku. Segala yang aneh dan ambigu, di mataku adalah unik nan syahdu. Unik tatkala lekukan bibir bertengger di wajahmu. Syahdu tatkala kasih berhembus membelai jenuhku. Kumpulan kenang yang mengendap di ingatan seakan terbang menyebar ke sudut – sudut waktu. Memungut detik  demi detik yang telah mubazir, menumpuk rindu yang basi di cangkir, menyeduh perih yang nikmat di bibir. Sebelum sampai tenggorokan, segala tentangmu sangatlah syahdu. Setelah turun ke perut, segala tentangmu seakan residu yang tak mampu terlumat. Cintaku meng