Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019
Ikhlas Mencintai Mungkin sebagian dari kita berpendapat, "cinta tidak harus memiliki". Aku penasaran dengan orang yang membuat kalimat ini. Bukankah secara logika itu salah? Bagaimana tidak? Kau yang mencintainya, misalnya, kau hanya sekedar mencintai, dalam artian 'secara diam-diam', tidak berani kau ungkapkan kepadanya atau bahkan tidak berani mengatakan kepada temanmu bahwa kau mencintai-nya. Kau mungkin tidak tahu bahwa ada orang lain yang mencintainya. Salah satunya adalah temanmu sendiri. Temanmu mana tahu kalau kau mencintainya juga. Karena kau malu, kau pendam selalu ungkapan yang seharusnya disampaikan. Kau pendam sendiri, menikmati rindu di ujung sepi. Kau betah berlama-lama di atas ketidakpastian. Sampai pada akhirnya, datang sebuah undangan yang bertuliskan nama temanmu yang bersanding dengan nama-nya. Iya, mereka menikah. "Oh, Teman, kau tega membunuh temanmu sendiri." Kau mengeluh, menyalahkan temanmu sendiri. Padahal, kau sendiri yan
Who Am I? Pada saat aku menyendiri, jauh dari keramaian, tak ada hal lain yang aku lakukan selain 'merenung'. Iya, merenung. Pernah kau merenung? Jika pernah, apa yang kau pikirkan? Cinta kah? Pelajarankah? Atau kehidupan? Apa pun itu, yang jelas merenung akan membawamu ke tujuan akhir, yaitu 'hasil'. Iya, hasil dari perenungan itulah yang bisa dibilang atau kita sebut sebagai 'jalan keluar'. Pertanyaan pertama kali yang muncul saat aku menyendiri adalah "Man Ana?" Siapa saya? Kemudian aku mengambil sebuah cermin untuk menyaksikan langsung bagaimana wajahku sekarang. Hidung yang pesek dan sedikit lebar, dibalut kulit yang kasar berbintik-bintik hitam, dengan teksturnya yang.. bisa dibilang lebih tua daripada umurnya. Dan lagi, rambut tipis yang tak pernah disisir. Ah, memang faktanya begitu. "Lihatlah, Gra! Lihatlah wajahmu yang jelek itu! Masihkah kau mau melakukan keburukan yang akan menambah buruknya wajahmu?" Kata bayangan