Donor Darah Terdengar olehku suara pengumuman bahwa “semua santri yang berumur 17+ dianjurkan untuk ‘donor darah’”. Aku, yang tidak tahu-menahu soal itu cukup mengabaikan saja. Akan tetapi, setelah melihat Trisno ~teman karibku~ datang dengan membawa bingkisan jajanan serta kalender, aku bertanya, “dapat dari mana?” “Dari donor darah,” jawabnya singkat. Aku pun penasaran, seperti apa sih, ‘donor darah’ itu? Sesampainya di sana, beberapa petugas PMI (Palang Merah Indonesia) datang menyambutku dengan ramah dan memberikan selembar kertas untuk mengisi biodata pendaftaran. Selesai mengisi, aku dipersilahkan untuk berbaring di atas kasur yang telah disediakan. Seorang perempuan (salah satu petugas PMI) mengeluarkan plastik infus dan terdapat selang yang di ujungnya sebuah jarum yang cukup besar. Ia mulai menancapkan jarum tersebut di lengan kananku. Terasa seperti ada ulat yang berjalan di dalam tanganku; pertanda darahku mulai disedot.
Postingan
Menampilkan postingan dari April, 2019
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Sebabku Menulis Setelah menulis beberapa kisah ~yang bisa dibilang enggak mutu~. Aku mencoba untuk mendesain suasana baru. Dan kali ini bukan hanya kisah yang menitikberatkan sebuah peristiwa; tapi juga pengalaman, pemikiran, hingga perasaan yang Insya Allah dapat menghembuskan sejuknya angin kebaikan yang tersirat di dalamnya. Aku tidak tahu bagaimana caranya berbagi kebaikan. Dulu, aku menulis hanya untuk memenuhi kebutuhan jiwa. Orang lain suka/tidak itu hanyalah bonus. Namun, seiring berjalannya waktu, aku sadar bahwa tidak baik sebuah karya jika hanya dinikmati sendirian. Harus ada tali yang dapat menghubungkannya agar bisa dinikmati masyarakat luas. Aku merasa berbuat baik itu tidak hanya dengan bershodaqoh, atau pun menolong seseorang. Namun, bagiku, menulis pun merupakan suatu kebaikan. Dengan menulis, kita sedang mewariskan pandangan kita di hari ini untuk mereka di masa mendatang. Sehingga, insya Allah, apabila kita sudah kembali ke tanah, kita tid