Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Bertahan

  “ Mencintaimu adalah candu terparahku. Kendati, partikel rindu mengendap bersama pilu, menyusup pelan menuju jantung. Biarpun lara terus – menerus menusuk; mendambamu seolah nikmat tersakitku. ” Yumin Hoo. Ada   “Sangat mudah membuatmu jatuh cinta. Aku hanya perlu menjelma uang, menjadi bagian dalam keseharianmu. Karena meski kau menolak; kau tetap butuh.” Mungkin ini sebuah kontradiksi. Anganku terus berlari mengejarmu, sementara realita; sikapmu terus – menerus menepisku. Tapi biarlah, cinta itu memang bodoh. Akalku yang terlanjur kau genggam sudah tak mampu digunakan sebagaimana mestinya. Sudah menjadi hak milik untuk kau rawat atau pun kau hancurkan. Karena bagi Pendamba, lara sudahlah biasa. Oh, ya, aku ini seperti uang bagimu, yang bersembunyi di dalam dompet. Ah, bukan, tepatnya di ruang hatimu. Aku tahu, diam – diam kau menyembunyikanku di dalam saku, kan? Diam – diam kau membutuhkaku sekadar menepis angan, kan? Aku tahu. Kita saling terkoneksi; bahkan saat kau menjauhi