Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Ketika Aku Sadar (cerpen)

  “Ketika aku sadar, tanganku masih menggenggam hatimu; ketika aku sadar, mataku masih melirik sosokmu; ketika aku sadar, hatiku masih mengharap cintamu; aku rapuh. Tak ada yang kacau selain jiwa. Dan aku terjebak di ruang nestapa.” Yumin Hoo. ***  Semarang malam itu, lalu lintas dipadati kendaraan. Kami berniat menghabiskan malam minggu di Alun-alun, namun harus rela berbagi napas dengan debu dan polusi di sepanjang jalan.  “Kau mau masker?” Tawarku, saat mengendarai.  “Tidak, terima kasih. Aku sudah ada,” jawabnya.  “Kenapa tidak dipakai?” Tanyaku.  “Karena kau tidak, maka aku juga,” pungkasnya.  Kurasa ia ingin sepadan denganku. Pemikiran, tingkah laku, dan hati; barangkali juga sama. sepanjang jalan kami membisu, hingga sampai di Alun-alun.  Supra tua kutaruh di bibir jalan, lalu kami bergegas menuju ke tengah lapangan. Tanpa disuruh, tanganku spontan meraih tangannya, kugenggam erat, bergandengan sampai tempat tujuan. Kami duduk bersama, bersila, menikmati kerlipnya suasana Semara